tidak menentang kehendak pencipta

Pilihan Cerdas

Senin, 24 Januari 2011

Tersesat

Kadang kita harus tersesat dalam sebuah perjalanan hidup. Disaat tersesat itulah sebenarnya kita menambahkan pengalaman menarik dari kehidupan kita. Aku pernah mengalami beberapa kebingungan ketika tersesat. Yang paling dekat dan barusan aku alami adalah ketika aku touring bersama teman-temanku se-organisasi kampus ke Purworejo. Di Purworejo aku murni bingung arah Logikaku kalah dengan imajiku. Yang tadinya aku kira itu arah barat, sebenarnya itu arah timur dan sebaliknya untuk semua arah mata angin yang aku kenal. Melihat matahari-pun tak yakin kalau dia bangun dari arah timur, dan pada sebuah perjalanan mencari salah satu rumah sahabat baruku di Purworejo, kami tersesat dua kali ke pemakaman.
Sebenarnya kami punya navigator disana, yaitu salah satu teman kami yang juga asli orang Purworejo. Tapi maklumlah si navigator hanya mengandalkan sms untuk mencari alamat rumah sahabat baru.
Yang paling aku ingat dari ketersesatanku waktu itu adalah jalan tanjakan kemudian belok kanan. Alhasil dua kali sesuai dengan sms kutemukan dua tanjakan yang berujung batu nisan dan tanpa ada yang dinamakan belokan ke kanan.
Secara sederhana ketersesatan waktu itu meninggalkan bekas yang kuat di Purworejo, pengalaman.
Untuk saat ini aku masih ingin bersukur atas salah satu nikmat yang telah diberikan Yang Maha Kuasa atas nikmatnya, "keteresatan".
Tapi yang paling aku suka jika aku tersesat adalah aku tahu jalan pulang, dan sampai pada tujuan awal. Walau sebenarnya sangat susah untuk menemuka tujuan awal, tapi aku yakin bisa.