tidak menentang kehendak pencipta

Pilihan Cerdas

Senin, 11 Oktober 2010

Mainan Yang Terlupakan Dan Tetap Eksis


Mainan adalah suatu benda atau barang yang bisa memuaskan nafsu bermain anak-anak pada umumnya. Bahkan tidak hanya usia anak-anak yang menyukai mainan. Remaja, orang tua, hingga lapisan lansia menyukai mainan. Dari yang berwujut benda fisik dan nyata ataupun yang bersifat maya. Semua mainan memberikan rasa kesenangan yang tanpa bisa diprediksi batas kepuasan yang diberikanya.
Di dalam istilah bahasa jawa dikenal dengan kata dolanan, sekarang lebih familiar dengan kata game. Dolanan sekarang dianggap sebagai sebuah kegiatan menyenangkan yang primitif, tidak maju, ndeso, dan katrok. Lebih gaul jika dengan mengatakanya dengan sebutan game. Tapi pada dasarnya tetap saja mainan, sesuatu yang bisa dimainkan dan memberikan kesenangan.
Sudah selazimnya, mainan berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi. Dahulu permainan seperti dakon, kapal-kapalan minyak sangat digemari anak-anak. Kemudian permainan orang-orangan dari kertas yang dimainkan layaknya sebuah keluarga, atau orang-orangan dari plastik bertema tokoh pahlawan atau superhero. Tapi sekarang, anak-anak cenderung lebih senang memainkan sesuatu di dalam layar datar dengan pengendali berentetan huruf, angka, dan simbol-simbol khusus yang terkemas dalam keyboard dan benda sebentuk telapak tangan untuk mengarahkan, katakanlah sebuah mouse. The Simp misalnya, telah menghipnotis secara halus seorang hingga lupa akan segala aktifitas pokoknya. Waktu, tugas sekolah, bahkan makan. Tentu cara memainkan maianan era sekarang berbeda dengan mainan terdahulu.
Kemeriahan dunia modern lama-kelamaan mengikis bahkan memendam sedikit demi sedikit ingatan kita kepada mainan-mainan terdahulu. Kita sudah mengganggap mainan terdahulu dengan istilah yang memojokkan kepada hal yang bersifat primitif dengan sebutan tradisional. Tradisional merujuk kepada proses yang lama, bertele-tele dan cocok untuk generasi tua saja. Generasi tua yang masih melekat kepadanya kekolotan akan tradisi dan harus dilakukan dengan perlahan dan dengan penuh kesabaran. Kemodernan memeberikan kepraktisan, cepat, dan sebenarnya lebih kepada manfaat efektif dan efisien. Maian sekarang lebih cocok dikatakan sebagai mesin. Karena mesin adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah kerja manuasia. Mainan sebagai mesin pemuas kesenangan, mesin pelampiasan kesalahan dan masalah, pendobrak kreativitas atau kekonyolan, pendidikan atau bahkan penyesatan, penghabisan waktu dan biaya, juga sebagai penghasilan baru. Mesin-mesin mainan memberikan berbagai tantangan dan kesenangan yang berbeda dan lebih lama dari mainan terdahulu.
Tapi tidak menjadi hal yang seratus persen benar, permainan jaman dahulu memberikan rasa bosan yang cepat. Terbukti dengan adanya pedagang maian jaman dahulu yang hingga sekarang masih saja mngais rejeki dengan menjual mainan-maian jaman dahulu pada momen-momen khusus, seperti pasar malam di Alun-alun Utara Keratin Kasunanan Surakarta ketika sekaten tiba. Mereka tidak merasa jera menjual maian- mainan jaman dahulu yang telah kita pojokkan kepada keprimitifan. Terjual habis atau tidak, mereka akan berjualan di sekaten tahun depan. Mainan-mainan yang terjualpun tidak menjadi mainan yang basi, dan kembali terlupakan ketika sekaten selesai.
Sayang, mainan itu terlupakan kembali. Jarang ada toko mainan yang mengingatkan kita akan mainan terdahulu. Yang ada hanyalah mesin-mesin mainan. Tidak susah menemukan mesin-mesin mainan di hutan keramaian kemodernan. Di supermarket, pasar, gamezone, toko mainan, rental, semua terdapat mesin-mesin mainan. Mesin-mesin mainan dipasarkan lewat online, dinikmati lewat online-pun bisa. Sedangkan mainan terdahulu, ditemukan di toko mainan-pun jarang yang menyediakan, apalagi dipasarkan secara online. Bagaimana kita bisa mengingat mainan-maian jaman dahulu? Kalau tidak ada sekaten, yang di dalamnya masih ada pedagang-pedagang yang tidak mau jera menjual mainanya. Jika hewan dapat punah, apakah mainan juga dapat punah? Lantas bagaimanakah kepunahanya? Hanya kata tradisional yang menyelematkan mainan tersebut untuk dapat eksis hingga sekarang. Yang sebenarnya dengan perlahan memojokkan mainan terdahulu untuk perlahan kita lupakan.
hudzaifah

Minggu, 10 Oktober 2010

status FB

otak ku tak ber AC
tak kudapati kesejukan didalamnya
memang tak terbingkai
tak semilir angin yang ada
hampa juga tidak, sesak jelas
...dan panas


kau sekali lagi membuatku terpesona, setelah itu muak.
dari perjalananku hingga kini
kembali ke awal dimana aku ada
titik awal perjalanan ku ini, rumah
menjadi awal kelahiran kembali


Diam dalam kediaman
gelap sunyi teman sejati
bungkam dan hanya berusaha menyimak dengan kesemua indra.
Smaksimal mungkin.


apa aku tampak seperti orang yang mudah menyerah?
apa aku tampak orang yang selalu patah semangatz?
apa aku tampak seperti orang yang minta dikasihani?
lupakan pertanyaanmu, dan ingatlah
aku adalah seorang yang menyembunyikan dirinya.
ingatlah itu,
dan bacalah sejarah namaku tertulis dalam buku-buku kun...o


hehe lucu juga status-statusku